Perlu Anda ketahui bahwa tachymeter itu berfungsi membantu Anda mengetahui hal yang terkait dengan “kecepatan” sebuah benda. Hal yang harus Anda ketahui untuk bisa menggunakan tachymeter adalah jarak, setidaknya jika Anda ingin mengukur kecepatan teman Anda yang sedang berlari, Anda harus tahu jarak antara start dan finish nya teman Anda.
Nah kembali ke fungsi tachymeter di arloji Anda. Ada aturan yang “memudahkan” Anda dalam menggunakan tachymeter, yaitu bahwa hendaknya Anda menetapkan jarak sebesar 1 kilometer terlebihdahulu. Selanjutnya Anda tinggal memulai perhitungan (bisa dengan menekan tombol stopwatch di arloji Anda, atau menunggu saat jarum detik Anda berada pada angka “12”).
Nah saat benda yang ingin Anda ukur kecepatannya itu mencapai “garis” finish 1 kilometer, Anda hentikan pengukur stopwatch mu (atau lihat pada posisi mana jarum detik arloji Anda berhenti).
Misal jarum berhenti pada angka “7” (itu berarti 35 detik kan?), coba lihat angka di lingkaran luar, disana tertulis 100, yang berarti kecepatan benda yang Anda ukur tadi adalah 100 km per jam. Mudah kan?
Kalau Anda ingin tahu rumus sederhana tachymeter adalah 3.600/angka detik= kecepatan (km/jam) atau 720/angka jam = kecepatan (km/jam), nah biasanya angka yang tertera di arloji berkisar 500 hingga 60, artinya untuk rentang 1 kilometer, kecepatan yang diukur adalah pada rentang 7,2 - 60 detik. Lalu, bagaimana mengukur benda yang lebih cepat dari 7,2 detik, atau lebih lama dari 60 detik?
Caranya mudah, Anda tetap saja menggunakan cara yang seperti biasa, namun dengan mengkonversi hasilnya. Misal Anda ingin mengukur lari teman Anda dalam jarak 100 meter, saat menggunakan tachymeter berhenti di angka “9” (45 detik) >> 80 km/jam, namun karena teman Anda hanya menempuh 100 m atau 100m/1000m = 0,1 dari 1 km, maka kecepatan teman Anda harus juga di kalikan dengan 0,1 yaitu 8 km/jam.
Sebaliknya, misal Anda ingin mengukur kecepatan “superman” yang kebetulan melintas di kepala Anda, saat Anda memencet tombol arloji Anda, menunjukkan angka “4” (20 detik) >> 180 km/jam, karena superman Anda itu menempuh jarak 10 km, maka hasil perhitungan Anda harus tetap di kalikan 10 menjadi 1800 km/jam. ( Dari berbagai sumber)
>>read more..
Nah kembali ke fungsi tachymeter di arloji Anda. Ada aturan yang “memudahkan” Anda dalam menggunakan tachymeter, yaitu bahwa hendaknya Anda menetapkan jarak sebesar 1 kilometer terlebihdahulu. Selanjutnya Anda tinggal memulai perhitungan (bisa dengan menekan tombol stopwatch di arloji Anda, atau menunggu saat jarum detik Anda berada pada angka “12”).
Nah saat benda yang ingin Anda ukur kecepatannya itu mencapai “garis” finish 1 kilometer, Anda hentikan pengukur stopwatch mu (atau lihat pada posisi mana jarum detik arloji Anda berhenti).
Misal jarum berhenti pada angka “7” (itu berarti 35 detik kan?), coba lihat angka di lingkaran luar, disana tertulis 100, yang berarti kecepatan benda yang Anda ukur tadi adalah 100 km per jam. Mudah kan?
Kalau Anda ingin tahu rumus sederhana tachymeter adalah 3.600/angka detik= kecepatan (km/jam) atau 720/angka jam = kecepatan (km/jam), nah biasanya angka yang tertera di arloji berkisar 500 hingga 60, artinya untuk rentang 1 kilometer, kecepatan yang diukur adalah pada rentang 7,2 - 60 detik. Lalu, bagaimana mengukur benda yang lebih cepat dari 7,2 detik, atau lebih lama dari 60 detik?
Caranya mudah, Anda tetap saja menggunakan cara yang seperti biasa, namun dengan mengkonversi hasilnya. Misal Anda ingin mengukur lari teman Anda dalam jarak 100 meter, saat menggunakan tachymeter berhenti di angka “9” (45 detik) >> 80 km/jam, namun karena teman Anda hanya menempuh 100 m atau 100m/1000m = 0,1 dari 1 km, maka kecepatan teman Anda harus juga di kalikan dengan 0,1 yaitu 8 km/jam.
Sebaliknya, misal Anda ingin mengukur kecepatan “superman” yang kebetulan melintas di kepala Anda, saat Anda memencet tombol arloji Anda, menunjukkan angka “4” (20 detik) >> 180 km/jam, karena superman Anda itu menempuh jarak 10 km, maka hasil perhitungan Anda harus tetap di kalikan 10 menjadi 1800 km/jam. ( Dari berbagai sumber)